Kenali Risiko Penyakit Saraf Bagi Perokok
Kenali Risiko Penyakit Saraf Bagi Perokok – Risiko penyakit terbaru akibat merokok, yaitu multiple sclerosis (MS) atau gangguan saraf. Namun, dalam kasus ini nikotin bukanlah penyebabnya. Berbeda dengan penyakit lain seperti penyakit jantung, kanker, diabetes yang disebabkan oleh bahan tambahan (nikotin) yang terkandung dalam rokok, kali ini penyebabnya adalah sianida yang terkandung dalam rokok. Asal tahu saja, rokok mengandung 44.000 bahan kimia lain selain nikotin, termasuk sianida.
Kenali Risiko Penyakit Saraf Bagi Perokok
roskapital – Dilaporkan bahwa perokok pria memiliki risiko 1,8 kali lebih tinggi terkena MS dibandingkan bukan perokok. Namun, mereka yang merokok cenderung kecil kemungkinannya terkena penyakit ini.
Berbeda dengan cerutu versi Amerika, cerutu versi Swedia dirancang khusus untuk menyerap lebih banyak nikotin ke dalam mulut. Namun, penelitian menunjukkan bahwa bukan nikotin yang menyebabkan MS.
“Meskipun merokok cerutu tidak baik untuk kesehatan, itu lebih baik daripada merokok tanpa pipa,” kata Dr. Anna K. Hedstrom dari Karolinska Institutet pada Selasa, seperti dilansir Reuters (1/9/2009).
Sebanyak 902 orang didiagnosis menderita MS, dan 57% pasien MS mengaku merokok setidaknya setahun sebelumnya. Namun, bagi perokok cerutu, risikonya 20% lebih rendah.
Di antara puluhan ribu zat berbahaya yang terkandung dalam rokok, sianida, bukan nikotin, diduga menjadi penyebab MS. Meski belum jelas mengapa rokok menyebabkan MS, yang jelas zat berbahaya sianida merusak jaringan saraf sehingga rentan terhadap infeksi yang diduga menyebabkan MS.
Multiple sclerosis (MS) merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf pusat. Saat ini, lebih dari 2.500.000 orang di seluruh dunia menderita MS.
MS disebabkan oleh kerusakan mielin, selubung pelindung yang mengelilingi serabut saraf di sistem saraf pusat. Ketika mielin rusak, transmisi pesan antara otak dan bagian tubuh lainnya mulai terganggu, sehingga dapat menyebabkan gangguan komunikasi.
Bahaya Merokok Bagi Saraf Dan Otak Remaja
Meski sering dianggap sepele, baik rokok konvensional (Kretek) maupun elektrik (Vape) bisa berdampak buruk pada kesehatan saraf dan otak, terutama pada anak-anak perokok.
Dokter spesialis saraf Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON), Dr. Adisresti Dwiyacitta, Sp.N., menjelaskan, hal ini dikarenakan nikotin yang terkandung dalam rokok mirip dengan berbagai neurotransmiter atau zat pengirim sinyal ke otak.
Kesamaan nikotin dengan neurotransmitter yang disebut asetilkolin memperkuat sinyal yang dikirim ke otak. Untuk mengimbangi peningkatan sinyal ini, otak kemudian mengurangi reseptor asetilkolin.
Hal ini membuat otak menjadi toleran terhadap nikotin, sehingga selalu membutuhkan nikotin dalam jumlah yang lebih banyak.
Keinginan untuk menggunakan atau mengonsumsi nikotin secara terus menerus bisa berbahaya karena otak anak terus berkembang hingga sekitar usia 25 tahun.
1. Rokok mengganggu pembentukan sinapsis
Ketika seseorang membentuk ingatan baru atau mempelajari keterampilan (keahlian) baru, koneksi yang kuat (sinapsis) terbentuk antar sel otak.
Pergerakan atau transmisi sinyal saraf di otak terjadi di sinaps. Anda dapat menganggap sinapsis ini sebagai sinyal saraf yang bertugas menghantarkan listrik, sedangkan neuron adalah kabel yang melaluinya listrik mengalir di otak.
Otak remaja seharusnya membentuk sinapsis lebih cepat dibandingkan otak orang dewasa. Namun pembentukan sinapsis terganggu pada anak perokok.
Akibatnya, anak-anak yang merokok mungkin mengalami penurunan kemampuan dalam mengatur perhatian, pembelajaran, suasana hati, dan pengendalian impuls.
2. Rokok itu membuat ketagihan
“Nikotin juga bisa membuat ketagihan,”Kecanduan terjadi karena nikotin yang terdapat pada rokok tradisional dan elektronik mengaktifkan sinyal dopamin yang menghasilkan perasaan nikmat. Hal ini menyebabkan otak belajar mengasosiasikan konsumsi nikotin dengan perasaan senang.
3. Rokok menyebabkan gangguan kognitif
Dampak negatif lain yang dapat terjadi pada anak yang merokok adalah gangguan kognitif.
Adiresti mengatakan merokok dapat menyebabkan penurunan kognitif lebih cepat dibandingkan pada orang yang tidak merokok.
Baca Juga : 12 Jenis Alat Musik Khas Jawa Timur
Sebuah studi tahun 2012 menemukan penurunan kognitif yang lebih cepat pada pria dewasa muda yang merokok dibandingkan pada wanita dan bukan perokok.
4. Rokok meningkatkan risiko demensia dini
Selain itu, merokok juga meningkatkan risiko demensia, yaitu suatu kondisi yang memengaruhi daya ingat, berpikir, kemampuan berbahasa, dan perilaku.
Sebuah penelitian pada tahun 2015 menemukan bahwa 30% perokok lebih rentan terkena demensia. Sebaliknya, risiko demensia berkurang ketika Anda berhenti merokok.
5. Rokok meningkatkan risiko kanker
Adisresti menegaskan, merokok sejak usia muda meningkatkan risiko atau kemungkinan anak terkena kanker.
“Dengan penggunaan rokok tembakau secara berulang-ulang, perubahan genetik pada otak dapat meningkatkan risiko kanker pada seorang perokok,” jelasnya.
Saat ini banyak sekali jenis penyakit kanker yang dapat disebabkan oleh kebiasaan merokok, mulai dari kanker paru-paru, kanker mulut, kanker tenggorokan, kanker ginjal, kanker hati, kanker perut, kanker serviks, kanker leukemia hingga kanker otak.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Experimental Medicine pada tahun 2020 menemukan bahwa di antara 281 pasien kanker paru-paru, pasien yang merokok juga memiliki risiko jauh lebih tinggi terkena kanker otak.
Risiko Penyakit Saraf Bagi Perokok
6. Rokok meningkatkan risiko stroke
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), merokok meningkatkan risiko stroke dua hingga empat kali lipat baik pada pria maupun wanita.
Risiko ini juga meningkat seiring dengan jumlah rokok yang dihisap. Namun, risiko stroke juga menurun jika Anda berhenti merokok dalam waktu 5 tahun.
Manfaat Berhenti Merokok
Semua perokok disarankan untuk segera menghentikan kebiasaan buruk ini. Namun perlu diperhatikan bahwa berhenti merokok tidak hanya berarti rokok tradisional atau kreteks saja, melainkan juga rokok elektronik atau yang banyak disebut dengan vape.
Menurut laporan Institut Nasional Penyalahgunaan Narkoba, alat penguap yang mengandung nikotin juga menyebabkan perubahan serupa pada otak seperti rokok konvensional.
Cairan rokok elektrik dan aerosol yang dihasilkan selama vaping mengandung berbagai bahan kimia karsinogenik atau karsinogenik dan berbahaya bagi kesehatan.
Ini berarti rokok tradisional dan vaping sama-sama berbahaya bagi kesehatan Anda.
Penelitian juga menunjukkan bahwa ketika seseorang berhenti merokok sepenuhnya, reseptor nikotin di otak kembali normal.
Manfaat lain dari berhenti merokok antara lain peningkatan fungsi paru-paru dan aliran darah dalam 3 bulan, penurunan risiko serangan jantung hingga 50% dalam 1 tahun, dan penurunan risiko stroke dalam 5-15 tahun.
Jenis Penyakit Saraf Yang Harus Diwaspadai
1. Stroke
Stroke adalah suatu kondisi dimana suplai darah ke bagian otak terganggu, berkurang atau bahkan terputus, sehingga jaringan otak menjadi rusak. tidak cukup terpengaruh. Pertahankan oksigen dan nutrisi. Akibatnya, selsel otak mulai mati dalam hitungan menit.Hal ini menghambat aliran darah ke jaringan atau organ tubuh.
2. Penyakit Alzheimer
Penyakit Alzheimer adalah penyakit progresif yang menyebabkan degenerasi atau kematian selsel otak.Gangguan sistem saraf ini adalah penyebab umum Demensia , yang dapat memengaruhi daya ingat, pemikiran, dan perilaku pasien.
Penyebab penyakit saraf ini belum diketahui secara pasti, namun diyakini bahwa gaya hidup tidak sehat dan warisan genetik berperan dalam berkembangnya penyakit ini. Selain itu, keberadaan plak amiloid di otak diketahui meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini.
3. Penyakit Parkinson
Penyakit Parkinson adalah kelainan yang terjadi ketika selsel saraf tidak menghasilkan cukup dopamin, suatu bahan kimia yang berperan penting dalam kontrol otot memainkan gerakan.
Hal ini mengganggu kontrol gerakan otot dan mereka yang terkena dampak menderita masalah keseimbangan.
Belum diketahui apa penyebab penyakit Parkinson, namun faktor genetik dan cedera kepala pada otak dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit tersebut.
4. Multiple Sclerosis
Multiple Sclerosis adalah penyakit kronis yang menyerang sistem saraf pusat. Penyakit ini ditandai dengan kerusakan pada selubung mielin, lapisan pelindung yang mengelilingi serabut saraf di otak dan sumsum tulang belakang.
Penyakit ini dapat menimbulkan beberapa gejala umum, antara lain pusing atau pusing, kelelahan, ketegangan otot, sensitivitas suhu, dan gangguan penglihatan.