Teknologi Kecerdasan Buatan Dalam Kesehatan

Teknologi Kecerdasan Buatan Dalam Kesehatan – Sejak kemunculan pertama teknologi kecerdasan buatan pada tahun 1956, yang dipelopori oleh para peneliti awal, teknologi yang lebih dikenal dengan sebutan kecerdasan buatan (AI) ini telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir dan merevolusi beberapa bidang, termasuk bidang kesehatan.

Teknologi Kecerdasan Buatan Dalam Kesehatan

Teknologi Kecerdasan Buatan Dalam Kesehatan

roskapital – Kecerdasan buatan mempunyai potensi besar untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya di Indonesia, yaitu dengan meningkatkan akurasi diagnosis penyakit, pengelolaan data pasien secara elektronik, dan meningkatkan ketersediaan pelayanan kesehatan, salah satu contohnya adalah layanan telemedis. Teknologi kecerdasan buatan di Indonesia khususnya di bidang kesehatan saat ini sedang dalam tahap pengembangan dan semakin banyak digunakan.

Ada beberapa contoh penerapan kecerdasan buatan dalam bidang kesehatan di Indonesia, antara lain Dr. Rumah Sakit Umum Pusat Nasional. Cipto Mangunkusumo (RSCM) menggunakan kecerdasan buatan untuk mengembangkan sistem deteksi dini kanker payudara. Sistem ini menggunakan teknologi pembelajaran mendalam untuk menganalisis gambar mamografi.

Lalu ada perusahaan swasta yang mengembangkan obat kanker berbasis kecerdasan buatan. Obat ini menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk menargetkan sel kanker dengan lebih tepat. Selain itu, beberapa anak di Tanah Air telah memulai beberapa layanan telemedis. Beberapa dari layanan ini menggunakan teknologi AI untuk mendiagnosis penyakit dan memberikan rekomendasi pengobatan, dan para peneliti di Universitas Airlangga Surabaya sedang mengembangkan sistem kecerdasan buatan untuk mengklasifikasikan ulkus kaki diabetik (Stadion Wagner) untuk melengkapi sistem telemedis kaki diabetik yang sudah ada di Indonesia.

Penerapan teknologi AI di bidang kesehatan Indonesia tidak lepas dari peran pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Pemerintah Indonesia telah menyadari potensi teknologi AI di bidang kesehatan. Hal ini terbukti pada tahun 2022 ketika Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mencanangkan program “Kesehatan Digital Indonesia”.

Program ini bertujuan untuk mengembangkan sistem kesehatan digital di Indonesia, termasuk penggunaan teknologi kecerdasan buatan. Namun penerapan teknologi AI di bidang kesehatan khususnya di Indonesia menghadapi beberapa tantangan, antara lain ketersediaan data yang besar dan berkualitas agar dapat berfungsi dengan baik. Namun ketersediaan informasi kesehatan di Indonesia masih terbatas.

 

Baca Juga : V6 Midjourney Mengantar Era Pembuatan Gambar AI

 

Lalu ketersediaan pekerjaan. Perkembangan dan penerapan teknologi kecerdasan buatan di bidang kesehatan tidak lepas dari kebutuhan akan tenaga kerja yang berpengalaman dan profesional. Namun jumlah pekerja teknologi AI di Indonesia masih cukup terbatas, dan keamanan serta privasi data pasien juga sangat diperhatikan. Dalam penerapan teknologi kecerdasan buatan di sektor kesehatan, perhatian harus diberikan pada aspek keamanan dan privasi data pasien.

Oleh karena itu, perlu adanya perlindungan informasi medis dari ancaman dunia maya dan mengikuti peraturan resmi yang terdapat dalam UU ITE. Meski banyak tantangannya, namun teknologi AI memiliki potensi besar di bidang kesehatan, khususnya di Indonesia. Hal ini didukung oleh beberapa faktor, seperti jumlah penduduk Indonesia yang besar sekitar 270 juta jiwa, pesatnya perkembangan teknologi digital di Indonesia, dan kebutuhan akan layanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau.

Potensi tersebut harus didukung oleh kerja sama antara negara dan swasta. Dengan kerja sama dan dukungan ini, diharapkan teknologi AI dapat mentransformasi industri kesehatan Indonesia. Selain itu, teknologi AI dapat membantu meningkatkan kualitas dan ketersediaan layanan kesehatan, sehingga meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.

Untuk mencapai hal tersebut, terdapat beberapa rekomendasi yang dapat diberikan untuk pengembangan kecerdasan buatan di bidang kesehatan Indonesia, yaitu pemerintah harus meningkatkan investasi penelitian dan pengembangan kecerdasan buatan di bidang kesehatan, pemerintah harus bekerja sama dengan industri . dan akademisi untuk mengembangkan standar informasi kesehatan yang dapat digunakan dalam pelatihan teknologi AI, dan pemerintah untuk mengembangkan program pelatihan dan pendidikan bagi pekerja teknologi AI di industri kesehatan.

Melalui kerja sama yang luas antara para peneliti, pemerintah, dan swasta, diharapkan teknologi AI di bidang kesehatan dapat berkembang pesat dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.

 

Baca Juga : Menciptakan Musik Dengan Teknologi Kecerdasan Buatan 

 

CONTOH PENGGUNAAN TEKNOLOGI AI DALAM DUNIA KESEHATAN
Teknologi kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence) menjadi topik yang sangat populer dalam beberapa tahun terakhir. Kecerdasan buatan telah menjangkau beberapa industri, termasuk sektor kesehatan. Kecerdasan buatan dalam layanan kesehatan atau AI untuk kesehatan (AI for health) telah memberikan banyak manfaat bagi para profesional kesehatan, peneliti, dan pasien. Berikut contoh penerapan kecerdasan buatan dalam dunia kesehatan:

1. Pengobatan kanker dengan terapi gen

Pengobatan kanker dengan mengubah DNA sel kanker atau sistem imun tubuh. Misalnya saja pengeditan gen untuk memperlambat pertumbuhan sel kanker atau meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh dalam mengenali dan membunuh sel kanker.

2. Robot untuk operasi bedah

Robot dengan lengan mekanis yang dikendalikan oleh ahli bedah yang memungkinkan dilakukannya prosedur bedah kompleks dengan presisi tinggi dan stabilitas yang lebih baik. Misalnya robot da Vinci yang digunakan untuk operasi prostat, histerektomi, dan operasi jantung.

3. Mendiagnosis penyakit menggunakan citra medis

Menganalisis sinar-X, CT scan, MRI, dan citra medis lainnya menggunakan teknik kecerdasan buatan seperti pembelajaran mesin untuk mendeteksi atau mendiagnosis penyakit. Misalnya saja mendiagnosis kanker paru-paru, penyakit jantung, penyakit liver, dll.

4. Pemantauan kondisi pasien dari jarak jauh

Pemantauan tanda-tanda vital pasien, fungsi dan lingkungan sekitar pasien menggunakan perangkat IoT seperti sensor, kamera dan pemantauan jarak jauh. Memungkinkan perawat memantau kondisi pasien di rumah sakit atau puskesmas. Berguna untuk pasien lanjut usia, pasien dengan penyakit kronis dan pasien pasca operasi.

5. Dosis obat dengan dosis yang benar

Menggunakan informasi genetik pasien dan memeriksa kondisi kesehatan untuk menentukan dosis obat yang tepat. Dosis Droz dapat disesuaikan secara otomatis sesuai dengan perubahan kesehatan pasien. Hal ini dapat mengurangi efek samping obat dan meningkatkan efektivitasnya.

6. Deteksi dini penyakit menular

Analisis data surveilans kesehatan masyarakat untuk mendeteksi lonjakan penyakit menular secara dini. Misalnya untuk mendeteksi wabah penyakit influenza, campak, demam berdarah, dan penyakit menular lainnya sebelum menyebar. Memungkinkan tindakan pencegahan dan pengendalian yang lebih cepat.

7. Pemantauan kesehatan ibu hamil dan janin

Pemantauan fungsi vital ibu hamil dan janin dengan alat pemantau kesehatan yang dipasang pada ibu hamil. Komplikasi awal kehamilan seperti preeklamsia atau gangguan tumbuh kembang janin dapat dideteksi. Memungkinkan intervensi medis tepat waktu untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

8. Saran gaya hidup sehat berdasarkan informasi kesehatan pribadi

Kami menganalisis data aktivitas, kebiasaan makan, dan faktor kesehatan lainnya untuk memberikan saran gaya hidup sehat yang spesifik kepada setiap orang. Misalnya saja menganjurkan jenis aktivitas fisik, kalori, dan jenis makanan untuk menurunkan berat badan atau mengontrol kolesterol. Rekomendasi dibuat berdasarkan profil kesehatan dan genetik setiap orang.